Seberapa rendah harga Bitcoin bisa turun? Analisis membantah ‘black swan event’
Dari mulai jatuhnya harga BTC secepat 16 April lalu hingga kembali lagi ke angka $40,000 dalam jangka panjang, para pengamat pasar Bitcoin ngobrolin kemana arah pasar ini bakal meluncur.
Bitcoin menghadapi target harga yang lebih rendah setelah turun sampai 15% sejak akhir pekan lalu.
Para trader dan analis berderet-deret buat mikirin kapan pasar bisa mencapai titik terendahnya - dan seberapa cepat hal itu bisa terjadi.
Harga BTC akhirnya turun ke $59,000 menjelang 17 April?
Setelah mencoba melewati $61,000, rebound yang cukup signifikan gagal bertahan untuk BTC/USD, yang kini berada di sekitar $62,000 pada tanggal 16 April.
Bagi analis populer Mark Cullen, jalannya sudah diatur buat serangan segar pada resistensi $60,000.
Dengan memanfaatkan metode Elliott Wave, dia ngasih saran bahwa gerakan turun terakhir bisa datang secepatnya, membawa Bitcoin ke sekitar $59,000.
“Masih sangat mungkin bahwa ada 1 gerakan turun lagi untuk $BTC untuk menyelesaikan Gelombang C dari formasi koreksi datar yang lebih besar,” katanya kepada pengikutnya di X.
“Harusnya selesai hari ini kalau itu mau terjadi.”
BTC/USD chart. Source: Mark Cullen |
Level harga $59,000 bakal nempatin aksi harga BTC di level terendahnya sejak akhir Februari dan mewakili penurunan terbesar versus tertinggi baru-baru ini sekitar 20%.
Bitcoin berisiko kehilangan rata-rata pergerakan utama
Continuing, others, including popular analyst Matthew Hyland, looked to the upcoming weekly close for insights into the nature of the current pullback’s staying power.
Uploading a chart to X, Hyland noted that BTC/USD had lost the support of its 10-week simple moving average (SMA), with this currently lying at $64,130.
“This is highly dependent on how the weekly candle closes,” he wrote in part of the accompanying commentary.
“The last time it tested it, it was a great buying opportunity and never closed below it. The close will be what matters most.”
BTC/USD 1-week chart with 10 SMA. Source: TradingView |
Candle penuh di bawah SMA 10 minggu terakhir terjadi pada pertengahan tahun 2023, menurut data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView.
Nah, menurut Binh Dang, yang jadi kontributor di platform analisis CryptoQuant, waktu yang lebih lama bisa bikin orang-orang yang punya Bitcoin jadi bete karena harga yang ga naik-naik.
Dia lihat data metrik CVDD, yang mengukur berapa lama koin-koin itu dipegang sama orang sebelum bergerak di rantai, dan ngerasa kalo BTC/USD bisa tetap rendah lebih lama sebelum akhirnya kembali ke harga tertinggi.
"Metrik CVDD yang saya sesuaikan itu bisa ngebaca titik puncaknya dengan bagus, dan sekarang, saya penasaran kapan BTC akan mulai naik lagi dan dikumpulin di Fase 2 (garis oranye)," kata Binh sambil nunjukin grafik yang bikin gambaran lebih jelas.
Meskipun kadang-kadang bisa ada koreksi yang lebih dalam, Binh nambahin kalo dia ga berpikir kalo tekanan geopolitik sekarang bakal bikin orang panik kayak waktu krisis COVID-19 Maret 2020 dulu.
Kalo lihat grafiknya, harga turun ke garis "Fase 1" di bawah $40,000 sekarang adalah "worst case scenario" yang bisa terjadi.
Source: Binh Dang |
Disclaimer:
Jadi begini, teman-teman. Info yang ada di widget ini bukanlah saran hukum, pajak, investasi, atau keuangan. Jadi, janganlah dipahami atau ditafsirkan begitu. Tidak ada yang di dalam widget ini yang minta, rekomendasi, dukungan, atau tawaran untuk jual-beli aset kripto atau instrumen keuangan lainnya dari Cointelegraph atau penyedia lainnya. Hematlah duitmu, belanjakan cuma sesuai kemampuanmu, dan kalau bingung, cari saran keuangan dari yang independen. Jangan beli aset kripto kalau kamu nggak benar-benar paham risikonya. Buat info lebih lanjut, cek syarat dan ketentuan serta bantuan dari penerbit atau pengiklan, ya.
Post a Comment for "Seberapa rendah harga Bitcoin bisa turun? Analisis membantah ‘black swan event’"